Sabtu, 20 Juni 2020

WISATA VIRTUAL KOTA AMBON
Semalam saya ikut wisata virtual Kota Ambon yang diadakan salah satu komunitas wisata di Jakarta via Zoom. Biayanya cuma Rp.35.000,- . Kenapa pilih kota Ambon? Kan saya tinggal di Ambon? Wisata kok di daerah sendiri? Hehehe...penasaran saya receh kok... 1. Saya ingin tau seperti apa sih wisata virtual? 2. Saya ingin melihat perspektif Ambon dari tour guide yang bermukim di luar Ambon (bukan orang Ambon) 3. Saya ingin tau pesertanya dari mana aja (ini penting). Selama 2 jam, kami di "guide" tentang berbagai hal. Mulai dari geografis Ambon dan Maluku, berapa jam penerbangan dari Jakarta ke Ambon, transportasi dari bandara ke kota Ambon, ikon sentral kota Ambon, tempat wisata sekitar kota Ambon, akomodasi terdekat di pusat kota, kuliner di kota Ambon (tempat ngopi, nasi kuning bagadang dan rujak natsepa), hingga akhirnya peserta diajak menyeberang ke Banda Naira. Jumlah peserta wisata virtual tadi malam 15 orang. Ada peserta dari Palembang, Medan, Bekasi, Tangerang dan Jakarta. Antusias peserta juga terlihat dari pertanyaan yang diajukan. Mengejutkan...saya senang karena mereka bersemangat. Bayangkan jika semangat ini menjadi kunjungan nyata saat pandemi usai. Saya tidak mau membahas tentang materinya karena pasti sudah saya kuasai semua 😁😁😜😜. Saya ingin fokus tentang bagaimana pegiat wisata harus tetap kreatif di masa pandemi seperti ini. Pariwisata menjadi sektor yang paling awal terdampak covid dan bangkit paling akhir saat covid berlalu. Sudah waktunya konsep pariwisata berkelanjutan sedikit "ditambah". Pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang lingkungan, pengunjung dan community, tetapi juga tentang pegiat wisata. Mitigasi pariwisata harus menjadi perhatian dari pusat hingga daerah. Pariwisata bukan hanya akan terganggu karena bencana alam, bencana politik, bencana sosial, namun juga bencana kesehatan seperti saat ini. Kembali ke Maluku. Saya berpendapat, jika "menjual" Maluku dapat dilakukan oleh orang diluar Maluku...mengapa kita tidak bisa? Teman-teman saya pegiat pariwisata cukup banyak, mereka juga kreatif dan kadang berpikir out of the box. Saya yakin mereka merindukan moment menemani tamu. Tagline mereka, datang sebagai tamu, pulang sebagai saudara. Karena pandemi tampaknya tagline harus dirubah sedikit "Join sebagai peserta, datang sebagai saudara". 😁 Semoga saat Covid berlalu, mereka yang ikut wisata virtual akan mewujudkan rasa penasaran mereka untuk berkunjung ke Maluku. #wisatamaluku #pariwisatamaluku #wisatavirtual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WISATA VIRTUAL KOTA AMBON Semalam saya ikut wisata virtual Kota Ambon yang diadakan salah satu komunitas wisata di Jakarta via Zoom. Bia...